Thursday, July 27, 2017

MANDI WAJIB KARENA HAID

MANDI WAJIB KARENA HAID

A.      Pengertian Mandi Wajib Karena Haid
Mandi wajib atau mandi junub adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadats besar. Salah satu penyebab mandi wajib adalah karena Haid. Hal ini yang kita akan uraikan. Wanita yang sedang haid berarti dia sedang berhadas besar. Haid merupakan salah satu tanda balighnya seorang perempuan. Haid adalah mengalirnya darah perempuan dalam batas waktu tertentu. Darah haid akan selalu keluar secara teratur setiap bulan dari Rahim seorang perempuan.
Batas waktu haid ada ketentuan pasti dari Rasulullah SAW berapa lama batas maksimal dan minimalnya. Para ulama telah sepakat bahwa batas waktu haid dengan memperhatikan kondisi masing – masing permpuan, ada yang satu hari, ada yang enam hari, dan juga ada sampai sepuluh hari belum bersih ( masih keluar darah ).
Pada umumnya masa haid adalah enam atau tujuh hari. Hala tersebut berdasarkan ucapan Nabi kepada Hammah binti Jashy r.a. yang artinya kaum haid enam hari atau tujuh hari dalam pengetahuan Allah, kemudian mandilah, apabila kamu merasa telah suci maka shalatlah 24 malam atau 23 malam beserta siangnya dan berpuasalah karena itu semua memberikanmu pahala. Kemudian kerjakan pada setiap bulan sebagaimana lazimnya permpuan yang haid dan sebagaimana lazimnya mereka suci karena kebiasaan saat saat haid dan sucinya. ( H.R. Abu Dawud an Nasa’I, ahamad, dan at Turmudzi menyahihkannya ).

B.      Tanda – Tanda Baligh Pada Permpuan
Seperti halnya laki – laki permpuan juga mengalami masa baligh. Baligh adalah masa seorang permpuan telah dianggap dewasa dan terkena beban untuk melaksankan kewajiban – kewajiban syareat ( taklif ) seperti sholat, puasa zakat dan sebagainya.
Para ulama fiqih telah menetapkan beberapa tanda –tanda baligh pada seorang permpuan diantaranya :
1.       Telah sampai umur 9 tahun.
2.       Tumbuh bulu kemaluan pada umumnya seorang yang baligh akan tumbuh rambut disekitar kemaluan dan ketiak
3.       Haid. ( mantruasi ). Haid adalah darah yang keluar dari Rahim permpuan pada waktu – waktu tertentu secara rutin. Dan keluarnya haid bukan karena penyakit atau proses presalinan, melainkan karena sunatullah.

C.      Hal – Hal Yang Dilarang Bagi Perempuan Yang Sedang Haid.
1.       Dilarang mengerjakan sholat
2.       Dilarang berpuasa
3.       Dilarang melakukan tawaf ketika menunaikan ibadah haji dan umrah
4.       Menyentuh mushaf dan membaca Al – Qur’an.
5.       Dilarang masuk masjid dan tinggal didalmnya serta iktikaf.

D.      Hokum Mandi Wajib Setelah Haid
Hokum mandi wajib setelah haid adalah wajib. Adapaun mandi besar adalah meratakan air ke seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan tujuannya untuk mensucikan diri dari hadas besar ( haid ).
E.       Tata Cara Mandi Wajib ( yang wajib dikerjakan )
-          Rukun ( yang wajib dikerjakan )
1.       Niat mandi wajib.
2.       Meratakan air hingga ke seluruh badan.

Urutan mandi menurut Rasulullah SAW :
1.       Membaca basmallah bersamaan dengan niat mandi.
2.       Membersihkan kedua telapak tangan sebelum memasukan ketempat air.
3.       Menghilangkan kooran yang ada di badan yang akan menghalangi air samapai pada kulit. Jika ada yang menghalangi air samapai pada kulit harus dihilangkan terlebih dahulu.
4.       Membersihkan kemaluan atau beristinja’
5.       Berwudlu dengan sempurna sebelum mandi
6.       Mencelupkan kedua tangan dalam air dan siramkan ke akar – akar rambut kepala.
7.       Menyiramkan air ke kepala sebanyak 3 kali untuk yang pertama
8.       Mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan
9.       Mengguyurkan air keseluruh tubuh sebanyak 3 kali
10.   Tidak meminta pertolongan orang lain kecuali ada udzur
11.   Berhati hati dalam mandi
12.   Tiak berbicara kecuali ada keperluan.

-          Sunah Mandi Wajib
a.       Membaca basmallah
b.      Membasuh kedua tangan ebelum membasuh kedua tangan
c.       Berwudlu sebelum mandi
d.      Menggosok seluruh badan dengan tangan
e.      Mendahulukan anggota badan sebelah kanan dari pada yang kiri

f.        Berturut – turut atau tertib.

Demikian sedikit penjelasan yang berkaitan dengan mandi wajib karena haid. mudah - mudahan bermanfaat dan bermanfaat

Wednesday, July 26, 2017

BINATANG YANG HARAM DAGINGNYA

BINATANG YANG HARAM DAGINGNYA 


1. Pengertian Bintang Haram
    Binatang Haram adalah binatang yang tidak boleh dimakan karena diharamkan oleh Allah dengan       alasan akan berpengaruh terhadap jiwa dan raga manusia. 

2. Jenis - Jenis Binatang Haram
    Ada beberapa jenis hewan yang diharamkan oleh agama Islam melalui penjelasan al qur'an :
    a. Sepuluh jenis hewan yang diharamkan dalam surat Al Maidah ayat 3, yaitu :
        1) Bangkai binatang darat
        2) Darah ( keculai hati dan limpa )
        3) Daging babi dan semua bagian dari hewan tersebut
        4) Binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah
        5) Binatang yang mati tercekik
        6) Binatang yang mati karena Jatuh
        7) Binatang yang mati karena ditanduk bintang lain
        8) Binatang yang mati karena dimakan binatang lain

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ 
                                                                       فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِي
Artinya :   diharamkan bagimu ( Memakan ) bangkai, darah, daging babi, ( daging hewan ) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembilihnya, dan ( diharamkan bagimu )yangdisembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, ( mengundi nasib dengan anak panah itu ) adalah kefasikan. pada hari ini orang orang kafir telah putus asa untuk ( mengalahkan ) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-KU cukupkan kepadamu nikmat-KU, dan telah KU-ridoi Islam itu jadi agama bagimu. maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang. ( Al Maidah : 3 )

sedangakan jenis hewan haram yang dijelaskan dalam hadist Nabi yaitu 
1. Yang diperintahkan untuk membunuhnya seperti Anjing galak, ular, tikus, gagak, dan       burung elang
2. yang diharmkan untuk membunuhnya seperti semut, lebah, burung hud hud, dan             burung suradi.
3. Yang bertaring dan berkuku tajam seperti harimau, gajah, kucing, beruang, kelalawar       dan burung hantu.
4. Yang menjijikan karena termasuk binatang yang buruk dan kotor seperti cacing, kutu       busuk, dan tikus.
demikian agama Islam telah mensyaretkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan yang bagus-bagus lagi halal dan meninggalkan makanan yang jijik, kotor dan haram.

ALASAN KENAPA LAKI LAKI TIDAK BOLEH MEMKAI EMAS

TERJAWAB SUDAH MENGAPA RASULULLOH MELARANG PRIA MEMAKAI EMAS

Tentu kita pernah mendengar kalau umat Islam melarang kaum pria memakai emas, mungkin diantara kita bertanya-tanya kenapa Islam melarang ya, padahal kan bukan barang haram.

Kalau haram tentu wanita juga dilarang memakai emas.

Ternyata bukan karena takut kaum wanita tersaingi tapi karena ada alasan lain yang baru bisa dibuktikan pada abad ke 20 ini.

*Berikut Hadistnya :*

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas [Al-Bukhari dan Muslim] masing-masing dari Al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas ditangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Buchori dan Imam Muslim.

Ternyata diabad ke 20, para ahli fisika telah menyelidiki hal ini dan kemudian menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu _"menembus"_ ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas *(dikenal dengan sebutan migrasi emas)*.

Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit *Alzheimer*.

Sebab jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit *Alzheimer*.

*_Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil._*

*Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.*

Salah seorang yang terkena penyakit Alzheimer adalah Charles Bronson, Ralph Ealdo Emerson dan Sugar Ray Robinson.

Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas ?

*_"Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut ke luar dari tubuh wanita melalui menstruasi."_*

*Itulah sebabnya Islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.*

Itulah alasan agama Islam melarang pria memakai emas, ternyata hal ini telah diketahui Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam 1400 tahun silam.
Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika dan tidak paham tentang fisika. Allahu Akbar.

*Di share yaa...., berbagi itu indah lho!*

*SUBHAANALLAH...*

Semoga lewat tulisan ini kita khususnya sebagai seorang Muslim/mah​ dapat mengambil hikmah dari larangan ini dan diteguhkan Iman kita agar tetap taat menjalankan Perintah dan menjauhi larangan dari Allah swt. yang telah disampaikan melalui Al-Qur'an Dan Al-hadist.

*CATATAN :*
Untuk wanita yang *_SUDAH Manopause_* sebaiknya kalau tidur malam perhiasan emas jangan dipakai.

*Semoga Bermanfaat*

MENGHADIRKAN 40 NIAT DALAM TILAWAH AL QUR'AN

MENGHADIRKAN 40 NIAT SEKALIGUS DALAM TILAWAH AL QUR'AN

Bismillaahirrahmaanirrahim..

Jazakumullah khairan telah mengingatkan saya dgn Suplemen tambahan dari Syeikh Shalabi:

كثير من إخواننا المسلمين لا يقرأ القرءان إلا بقصد الثواب والأجر وقصر علمه عن عظيم نفع القرءان وأنه كلما قرأ القرءان بنية نال فضلها كما قال النبي ﷺ إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل أمريء ما نوى..الحديث.

Banyak diantara saudara2 kita kaum muslimin, dia tidak membaca Al-Qur'an kecuali dengan maksud untuk mendapatkan pahala dan ganjaran dikarenakan minimnya pengetahuan mereka tentang betapa besarnya manfaat dari Al-Qur'an.

Sesungguhnya setiap kali seseorang membaca Al-Qur'an dengan niat tertentu, maka akan mengalir keutamaannya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam:

"Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya amal perbuatan seseorang tergantung pada niatnya."(al-hadits).

فالقرءان منهج حياة والنية تجارة العلماء فمن هذا المبدأ والمنطلق أردت أن أذكر نفسي وإخواني ببعض النوايا عند القراءة ومنها:

Al-Qur'an adalah pedoman hidup, dan niat adalah transaksinya orang  berilmu. Dengan landasan dan titik tolak ini, saya ingin mengingatkan diri sendiri dan saudara2ku dengan berbagai niat yg dapat dihadirkan ketika kita membaca Al-Qur'an, diantaranya:

١ اقرأ القرآن لأجل العلم والعمل به.

1. Saya membaca Al-Qur'an, demi mengetahui dan mengamalkan isinya.

اقرأ القرآن بقصد الهداية من الله٢

2. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mendapatkan hidayah dari Allah Ta'ala.

٣. اقرأ القرآن بقصد مناجاة الله تعالى

3. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan bermunajat kepada Allah.

٤.اقرأ القرآن بقصد الإستشفاء به من الأمراض الظاهرة والباطنة.

4. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mengobati penyakit2 lahir dan batin dengan Al-Qur'an.

٥. اقرأ القرآن بقصد أن يخرجنى الله من الظلمات إلي النور.

5. Saya membaca Al-Qur'an, tujuan agar Allah Ta'ala mengeluarkanku dari kegelapan menuju cahaya.

6- اقرأ القرآن لأنه علاج لقسوة القلب فيه طمأنينة القلب
 وحياة القلب وعمارة القلب.

6. Saya membaca Al-Qur'an, karena ia adalah pengobatan bagi hati yg keras. Dalam membacanya terdapat ketenangan hati, hidupnya hati dan kokohnya bangunan hati.

7- اقرأ القرآن بقصد أن القرآن مأدبة الله تعالى.

7. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan karena Al-Qur'an merupakan jamuan Allah Ta'ala.

8- اقرأ القرآن حتى لا أكتب من الغافلين وأكون من الذاكرين.

8. Saya membaca Al-Qur'an, sehingga saya tidak tercatat sebagai orang2 yg lalai dan saya termasuk orang2 yg berdzikir

9- اقرأ القرآن بقصد زيادة اليقين والإيمان بالله.

9. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan menambah iman dan keyakinan kepada Allah Ta'ala

10- اقرأ القرآن بقصد الإمتثال لأمر الله تعالي بالترتيل.

10. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan memenuhi perintah Allah dengan tertib

11- اقرأ القرآن للثواب حتى يكون لى بكل حرف 10 حسنات والله يضاعف لمن يشاء.

11. Saya membaca Al-Qur'an, untuk mendapatkan pahala sehingga saya bisa meraih 10 kebaikan dari setiap huruf dan Allah akan melipat gandakannya kepada siapa saja yg Dia kehendaki

12- اقرأ القرآن حتى أن أنال شفاعة القرآن الكريم يوم القيامة.

12. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya mendapatkan syafa'at Al-Qur'anul Karim di hari kiamat kelak

13- اقرأ القرآن بقصد إتباع وصية النبى ﷺ.

13. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mengikuti wasiat Nabi shallallahu 'alihi wa sallam

14- اقرأ القرآن حتى يرفعنى الله به ويرفع به الأمة.

14. Saya membaca Al-Qur'an, hingga Allah meninggikan derajat saya dan dengannya derajat umat ini juga menjadi tinggi

15- اقرأ القرآن حتى أرتقي في درجات الجنة وألبس تاج الوقار ويكسي والداى بحلتين لا يقوم لهما الدنيا.

15. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya naik -layak- mendapat derajat surga dan saya memakai mahkota dan memakaikan pakaian kebesaran kepada kedua orang tua saya yang tidak pernah mereka dapatkan pakaian itu didunia.

16- اقرأ القرآن بقصد التقرب إلي الله بكلامه.

16. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan taqarrub mepada Allah melalui kalamNya

17- اقرأ القرآن حتى أكون من أهل الله وخاصته.

17. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya menjadi ahlullah wa khassatihi (keluarga Allah dan mereka yg dekat dengan Allah, pent)

18- اقرأ القرآن بقصد أن الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة.

18. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan bahwa orang yang mahir membaca Al-Qur'an akan bersama malaikat safaratil kiramim bararah

19- اقرأ القرآن بقصد النجاة من النار ومن عذاب الله.

19. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan agar selamat dari api neraka dan adzab Allah

20- اقرأ القرآن حتى أكون في معية الله تعالي.

20. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya berada dalam maiyyatullah (kebersamaan dengan Allah)

21- اقرأ القرآن حتى لا أرد إل أرذل العمر.

21. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya tidak menjadi orang yg hina sehina-hinanya

22- اقرأ القرآن حتى يكون حجة لى لا علىّ.

22. Saya membaca Al-Qur'an, sehingga ia menjadi pembela saya bukan yg menuntut/mencelakakan saya

23- اقرأ القرآن بقصد أن النظر في المصحف عبادة.

23. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan bahwa memandang mushaf adalah ibadah

24- اقرأ القرآن حتى تنزل علىّ السكينة وتغشانى الرحمة ويذكرنى الله فيمن عنده.

24. Saya membaca Al-Qur'an, hingga turun kepada saya ketenangan, dan saya diliputi rahmat dan Allah mengingat saya sebagai orang yg berada bersamaNya

25- اقرأ القرآن بقصد الحصول على الخيرية والفضل عند الله.

25. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mendapatkan kebaikan dan keutamaan disisi Allah Ta'ala

26- اقرأ القرآن حتى يكون ريحي طيب.

26. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya mendapatkan keuntungan yg baik

27- اقرأ القرآن حتى لا أضل في الدنيا ولا أشقي في الآخرة.

27. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya tidak tersesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat

28- اقرأ القرآن لأن الله يجلى به الأحزان ويذهب به الهموم والغموم.

28. Saya membaca Al-Qur'an, karena dengannya Allah mengangkat kesedihan2 serta menghilangkan resah dan gelisah

29- اقرأ القرآن ليكون أنيسي في قبري ونور لي علي الصراط وهادياً لي في الدنيا وسائقاً لي إلى الجنة.

29. Saya membaca Al-Qur'an, agar dia menjadi teman dekat saya di dalam kubur, dan cahaya bagi saya diatas jalan kehidupan, menjadi petunjuk bagi saya di dunia dan penuntun menuju surga

30- اقرأ القرآن ليربينى الله ويؤدبنى بالأخلاق التي تحلى بها الرسول ﷺ.

30. Saya membaca Al-Qur'an, agar Allah mendidik saya, menta'dib dengan akhlak yang menjadi hiasan diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

31- اقرأ القرآن لأشغل نفسي بالحق حتى لا تشغلني بالباطل.

31. Saya membaca Al-Qur'an, agar jiwa saya sibuk dengan kebenaran sehingga kebatilan tidak menyibukan saya

32- اقرأ القرآن لمجاهدة النفس والشيطان والهوى.

32. Saya membaca Al-Qur'an, untuk menempa diri, melawan setan dan hawa nafsu

33- اقرأ القرآن ليجعل الله بينى وبين الكافرين حجاباً مستوراً يوم القيامة.

33. Saya membaca Al-Qur'an, agar Allah menjadikan penghalang sebagai penutup antara saya dengan orang kafir di hari akhir kelak

٣٤- اقرأ القرآن ثم ابلغ منه ولو آية كما امرنا بذالك الحبيب المصطفى

34. Saya membaca Al-Qur'an, kemudian menyampaikannya walau hanya satu ayat sebagaimana diperintahkan oleh  Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

٣٥-اقرأ القرآن لأدعو امتى للعمل به وبأحكامه

35. Saya membaca Al-Qur'an, agar saya berdakwah kepada umat untuk mengamalkan isi dan hukum2nya

٣٦-أقرأ القرآن لتزداد معرفتى بدينى

36. Saya membaca Al-Qur'an, agar bertambah pengetahuan tentang agama saya

٣٧-اقرأ القرآن حتى اشعر بأن الله يكلمني

37. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya merasa bahwa Allah sedang berbicara kepada saya

٣٨-أقرأ القرآن لأعرف منه احوال الامم السابقة

38. Saya membaca Al-Qur'an, agar saya tahu darinya kondisi umat2 terdahulu

٣٩-أقرأ القرآن لأقبل مأدبة الله

39. Saya membaca Al-Qur'an, untuk menerima jamuan dari Allah Ta'ala

٤٠-أقرأ القرآن لانه لا يخلق من كثرة الرد

40. Saya membaca Al-Qur'an, karena ia tidak diciptakan dengan keraguan

فهيا لنكون من أهل القرآن، وهذه هي التجارة مع الله المضمونة الرابحة والتي يعطى الله عليها من فضله الكريم وعطائه الذي لا ينفد.

Marilah kita menjadi ahlul Qur'an. Dan ini adalah bisnis kita dengan Allah yang mencakup keuntungan yang Allah berikan karena keutamannya yg mulia.....

Wednesday, July 5, 2017

Makna Dibalik Ucapan Minal 'Aidin Wal Fazin

*Jangan Ragu Ucapkan Minal ‘Aidin Wal-Faizin* ( mengadopsi dari WA Gus : Sa'dun Ponpes Ath thohiriyah Parakanonje Karang salam )

_oleh_ Faris Khoirul Anam
(Aswaja NU Center Jawa Timur)

Pada hari-hari di penghujung Ramadhan ini, beredar BC bertajuk 'Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah?' Seingat saya, jelang hari raya di tahun-tahun sebelumnya, BC tersebut juga tersebar.

Intinya, tulisan itu 'mempermasalahkan' beberapa hal yang telah menjadi tradisi kebiasaan umat Islam, khususnya di Indonesia.

Berikut isi lengkap tulisan by no name yang menyebar via BB, WA, atau media sosial lainnya:

"Sehubungan dengan akan datangnya Idul Fitri, sering kita dengar tersebar ucapan: “MOHON MAAF LAHIR&BATHIN”.

Seolah-olah saat Idul Fithri hanya khusus untuk minta maaf.

Sungguh sebuah kekeliruan, karena Idhul Fithri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan. Memaafkan bisa kapan saja tidak terpaku di hari Idul Fitri.

Demikian Rasulullah mengajarkan kita. Tidak ada satu ayat Qur'an ataupun suatu Hadits yang menunjukan keharusan mengucapkan “Mohon Maaf Lahir & Batin ”di saat-saat Idul Fitri.

Satu lagi, saat Idul Fithri, yakni mengucapan : “MINAL'AIDIN WAL FAIZIN”. Arti dari ucapan tersebut adalah: “Kita kembali&meraih kemenangan.”

KITA MAU KEMBALI KEMANA? Apa pada ketaatan atau kemaksiatan? Meraih kemenangan? Kemenangan apa? Apakah kita menang melawan bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berbuat keburukan?

Satu hal lagi yang mesti dipahami, setiap kali ada yg ucapkan "Minal‘Aidin wal Faizin” Lantas diikuti dengan kalimat "Mohon Maaf Lahir&Batin ”.

Karena mungkin kita mengira artinya adalah kalimat selanjutnya. Ini sungguh KELIRU luar biasa.

Coba saja sampaikan kalimat itu pada saudara-saudara seiman kita di Pakistan, Turki, Saudi Arabia atau negara-negara lain.. PASTI PADA BINGUNG!

Sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru sehingga sudah sepantasnya kita HINDARI.

Ucapan yg lebih baik & dicontohkan langsung oleh para sahabat ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yaitu :

"TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM" (Semoga Allah menerima amalku & amal kalian). Jadi lebih baik, ucapan/SMS/BBM kita:  Taqobbalallahu minna wa minkum. (Selesai)

*TANGGAPAN*

*Riwayat 'Taqabbalallahu Minna wa Minkum' dan Ihwal Ucapan Selainnya*

Riwayat yang menjelaskan ucapan 'Taqabbalallahu Minna wa Minkum' dituturkan oleh Muhammad bin Ziyad. Ia menceritakan kejadian kala bersama Abu Umamah al-Bahili dan lainnya dari sahabat Rasulullah SAW. Syahdan, sepulang dari Shalat Id, mereka saling mengatakan,

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ

Imam Ahmad menjelaskan, sanad hadits Abu Umamah ini Jayyid

Ali bin Tsabit berujar,

سألت مالك بن أنس منذ خمس وثلاثين سنة وقال: لم يزل يعرف هذا بالمدينة.


"Aku bertanya pada Malik bin Anas sejak 35 tahun. Dia menjawab, 'Hal (ucapan) ini selalu ditradisikan di Madinah."

Dalam Sunan al-Baihaqi disebutkan:


عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ وَاثِلَةُ: لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ.


Diriwayatkan dari Khalid bin Ma'dan, ia berkata, "Aku bertemu Watsilah bin Asqa' pada hari Raya. Aku katakan padanya: Taqabbalallahu minna wa minka. Watsilah menanggapi, 'Aku pernah bertemu Rasulullah SAW pada hari raya, lantas aku katakan 'Taqabbalallahu minna wa minka'. Beliau menjawab, 'Ya, Taqabbalallahu minna wa minka."

Kedua riwayat ini memberikan benang merah, ucapan 'Taqabbalallahu minna wa minka' merupakan bacaan yang disyariatkan (masyru') dan hukum mengucapkannya sunnah.

*Apakah Ucapan Lain Tidak Boleh?*

Ucapan selamat atau tahniah atas datangnya momen tertentu bisa saja merupakan tradisi atau adat. Sementara hukum asal suatu adat adalah boleh, selagi tidak ada dalil tertentu yang mengubah dari hukum asli ini. Hal ini juga merupakan madzhab Imam Ahmad. Mayoritas ulama menyatakan, ucapan selamat pada hari raya hukumnya boleh (lihat: al-Adab al-Syar'iyah, jilid 3, hal. 219).

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, ucapan selamat (tahniah) secara umum diperbolehkan, karena adanya nikmat, atau terhindar dari suatu musibah, dianalogikan dengan validitas sujud syukur dan ta'ziyah (lihat al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, jilid 14, hal 99-100).

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap ucapan baik, apalagi merupakan doa, dalam momen nikmat atau bahkan musibah, adalah sesuatu yang boleh, bahkan baik untuk dilakukan. Dengan kalam lain, ucapan di Idul Fitri yang terbaik memang 'taqabbalallahu minna wa minkum'. Namun bukan berarti doa dan ucapan lain yang baik itu tidak diperbolehkan.

*Meluruskan Makna Minal 'Aidin Wal Faizin*

Minal 'Aidin wal Faizin dalam bahasa Indonesia berarti 'Semoga kita termasuk orang yang kembali dan menuai kemenangan'.

Kita yakin, orang yang mengucapkannya tidak akan memaknainya 'kembali pada kemaksiatan pascaramadhan, meraih kemenangan atas bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berbuat keburukan'.

Pun, jangan memaknai Minal 'Aidin Wal Faizin' dengan 'Mohon Maaf Lahir Batin', hanya karena biasanya dua kalimat itu beriringan satu sama lain. Itu sama saja dengan 'membahasa-Inggriskan' keset dengan welcome, dengan alasan tulisan itu biasanya ada di keset.

Makna popular kalimat tersebut adalah 'Ja'alanallahu wa iyyakum minal 'aidin ilal fithrah wal faizin bil jannah' (Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang yang kembali pada fitrah dan menuai kemenangan dengan meraih surga).

Jadi jangan khawatir. Maknanya bukan kembali ke perbuatan maksiat dan menang telah menaklukkan Ramadhan. Tanda orang yang diterima ibadahnya, ia makin meningkatkan ketaatan dan makin meninggalkan kemaksiatan (min 'alamati qabulit-tha'ah fa innah tajurru ila tha'atin ukhra).

Apa makna fitrah? Setidaknya ia memiliki dua makna: Islam dan kesucian.

Makna pertama diisyaratkan oleh hadits:


كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia (sebagai/seperti) Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR al-Bukhari dan Muslim)

Sisi pengambilan kesimpulan hukum atau wajh al-istidlal-nya, Nabi telah menyebutkan agama-agama besar kala itu, namun Nabi tidak menyebutkan Islam. Maka fitrah diartikan sebagai Islam.

Dengan ujaran lain, makna kembali ke fitrah adalah kembali ke Islam, kembali pada ajaran, akhlak, dan keluhuran budaya Islam.

Makna fitrah yang kedua adalah kesucian. Makna ini berdasarkan hadits Nabi:

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ: الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ


"Fitrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut/menghilangkan bulu ketiak, dan memotong kumis." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Kelima macam fitrah yang disebutkan dalam hadits ini kesemuanya kembali pada praktik kebersihan dan kesucian. Dapat disimpulkan kemudian bahwa makna fitrah adalah bersih dan suci.

Jadi, 'minal 'Aidin ilal fithrah', berarti kita mengharap kembali menjadi orang bersih dan suci. Dengan keyakinan pada hadits Nabi, orang yang shiyam dan qiyam (berpuasa dan menghidupkan malam) di bulan Ramadhan, karena iman dan semata mencari ridha Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu. Harapannya, semoga kita seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibu, bersih-suci dari salah dan dosa. Amin...

Sementara panjatan doa "Semoga kita menuai kemenangan dengan meraih surga - Wal Faizin bil jannah", sangat terkait dengan tujuan puasa Ramadhan dan happy ending bagi orang yang berhasil membuktikan tujuan itu.

Dalam al-Baqarah ayat 183 dijelaskan bahwa tujuan puasa Ramadhan adalah 'agar kalian bertakwa (la'allakum tattaqun)'.

ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.

Sedangkan Surat al-Hijr ayat 45 dan Ali Imran ayat 133 menjelaskan, bagi orang bertakwa itu hadiahnya adalah surga.

Allah berfirman dalam al Hijr ayat 45:


إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ.


Sedangkan dalam Ali Imran ayat 133 disebutkan:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.

Ringkasnya, puasa berdampak takwa. Takwa berhadiah surga.

Hal inilah yang menjadi harapan orang yang berpuasa Ramadhan. Ia ingin dijadikan sebagai orang bertakwa dengan sebenarnya, dan mengharap menjadi salah satu penghuni surga.

Itulah makna kemenangan yang terucap dalam 'wal faizin' itu. Bukan kemenangan atas Ramadhan, sehingga bebas melakukan keburukan karena merasa sudah 'menang'!

*Minta Maaf di Idul Fitri Keliru?*

Orang yang minta maaf di hari Raya, in syaa-Allah tidak meyakini minta maaf itu hanya khusus di hari Raya. Ini adalah ikhtiar untuk kesempurnaan ibadah.

Islam agama paripurna. Tidak sempurna iman seseorang sampai dua sisi tali hablun minallah dan hablun minannas sama-sama dikuatkan. Dalam sekian hadits dijelaskan misalnya, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, 'hendaknya dia menghormati tamunya', 'hendaknya dia mengatakan yang baik atau diam', dan seterusnya.

Surat al-Ma'un juga menjelaskan, pendusta hari pembalasan itu orang yang menolak anak yatim dan tidak memperdulikan orang miskin. Shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar (tanha 'anil fahsyaa-i wal munkar). Zakat atau sedekah itu membersihkan dan mensucikan mereka (tuthahhiruhum wa tuzakkihim biha).

Dus, dari sekian penjelasan baik dari al-Qur'an maupun Sunnah itu, akhirnya seorang muslim sangat memahami, ada misi kebaikan secara vertikal dan horizontal. Siapa yang mengaku bertauhid, harus baik pula dalam wilayah sosial. Kalau puasa Ramadhan adalah hubungan baik secara vertikal, mengapa kemudian untuk minta maaf pascaramadhan sebagai ranah sosial dilarang?

_Wallahu a'lam.¬¬_

Akhirul kalam.
Selamat merayakan Idul Fitri.
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Minal 'aidin wal faizin.
Mohon maaf lahir batin.